Kalabahi,metroalor.com- Angka Stunting pada tahun 2000 mencapai 27,sekian persen , sementara pada tahun 2023 ini turun drastis hingga 11,1 persen . Kita berharap pada bulan September 2023 setelah dievaluasi angka presentasi bisa turun hingga 7-8 persen.
Demikian disampaikan bupati Alor Drs, Amon Djobo, M.AP, pada sambutanya dalam acara promosi dan Kie Program percepatan penurunan Stunting di wilayah khusus bersama mitra kerja komisi IX DPR RI di hotel kenari ,11/8/23.
Menurut Djobo, untuk mengurus generasi kita kedepan agar lebih baik, semuanya harus bekerja , tidak bisa di urus satu dua orang. Karena itu, balita mulai dari nol bulan sampai satu tahun harus di rawat dengan baik . Antara lain diberikan asupan makanan yang bergizi.
Saat ini lanjut Djobo, pemerintah bersama BKKBN ,dinas kesehatan ,camat, lurah dan seluruh perangkat desa bekerja keras untuk mendata angka Stunting di tiap kecamatan dan lurah desa tentang kesesuaian data nama dan alamat(by name by adres) agar bisa di tindak lanjuti secara merata.
Menurut Bupati dua periode ini, di Alor, angka Stunting paling tinggi ada di lima kecamatan, dari 18 kecamatan dan dua kecamatan dianggap cukup tinggi padahal dekat dengan pusat kota, tapi kita harapkan akan turun pada bulan September nanti. Dan pada tahun 2024 dan 2025 angka Stunting di Alor turun di level terendah nol persen .
” Sebelum saya datang di acara ini, telah panggil kepala dinas kesehatan dan BKKBN untuk mendapatkan informasi , sehingga pada bulan September angka tersebut bisa ditekan hingga 7-8 persen setelah di evaluasi. Dari 22 Kabupaten Di NTT angka Stunting yang paling rendah sekitar 7 persen , ada di kabupaten Ende, jadi Alor juga akan kita tekan agar bisa lebih rendah lagi”, ujar Djobo.
Percepatan pembangunan dengan program ,Alor sehat, Alor kenyang dan Alor pintar terus digencot. Untuk Alor sehat, kata Djobo, anggota DPR RI komisi IX, Bapak Emanuel Melkiades Laka Lena sudah banyak membantu dengan mengakomodir dana APBN untuk infrastruktur,pembangunan fisik sarana kesehatan . Namun kita harus bekerja sama agar angka Stunting jangan naik terus,karena semua fasilitas sudah tersedia.
Oleh sebab itu, melalui acara ini , Ia berharap setelah mendapat materi pulang dan dipraktekkan mulai dari rumah tangga kemudian di lingkungan tempat kita masing-masing. Agar siapapun yang pimpin daerah ini kedepan pekerjaannya makin ringan , sebut Djobo.
Sementara itu, anggota DPR RI komisi IX,Emanuel Melkiades Laka Lena dalam sapaan pembukaannya mengatakan, mengurus Stunting sama dengan mengurus Covid, harus kerja bersama-sama.Pemerintah mengurus program dan anggaran sedangkan masyarakat dibahagian yang lain .
Presiden Joko Widodo, menginstruksikan kepada pemerintah pusat hingga pemerintah desa bekerja sama untuk menurunkan angka Stunting.
Menurut ketua DPD partai Golkar NTT , waktu 1000 hari merupakan waktu dimana kita harus fokus mengurus ibu dan bayi .Artinya mulai didalam perut hingga lahir di jaga dan di rawat selama dua tahun .
“Saya tidak pernah lihat di Alor orang susah makanan.Persoalannya kita harus rubah pola makan untuk ibu dan anak, agar lebih sehat lagi. Ibu yang sedang hamil butuh makanan bergizi, agar makanan yang dimakan tersebut untuk ibu dan bayi yang dikandung atau di penambahan ASI”, ujar Laka Lena.
Sebagai Nara sumber dalam acara tersebut, wakil ketua komisi IX DPR RI, Emanuel Melkiades Laka Lena, BKKBN propinsi NTT. Acara dihadiri juga ,kepala BKKBN kabupaten Alor,mantan bupati Alor ,Ir AnsTakalapeta, tokoh masyarakat dan ketua serta pengurus partai Golkar Alor . ***