FUNGAFENG,metroalor.com – pengadaan Alat kerja, diantaranya, pacul, parang dan sebagai melalui dana desa Fungafeng,kecamatan Alor tengah Utara(ATU), tahun anggaran 2024 bakal mubazir, Karena pengadaan tersebut bukan melalui musawara desa ,dan bukan kebutuhan masyarakat setempat .
Demikian di sampaikan ketua BPD desa Fungafeng, Julius Atafani kepada media ini di kantor desa. Menurutnya, stuktur tanah di desa Fungafeng berbatu dan bergunung maka masyarakat tidak mengusulkan alat kerja tersebut dalam musawara desa. Namun tiba-tiba barang tersebut diantar oleh pihak ketiga yang kami tidak kenal maka barang ini belum bisa dibagikan kepada masyarakat.
” Ini pacul, dandang dan parang tidak ada gunanya untuk Masyarakat. Mereka mau pake kerja dimana, ini bukan lahan basah. Kami tau tanah disini berbatu sehingga kami tidak masukan dalam pembahasan musawara desa,tapi kaget na barang orang sudah antar datang. Jadi biar taro saja begitu”, ujarnya.
Sementara kepala seksi pemerintahan desa Fungafeng, Yahya Alopada, merasa kaget ada perubahan anggaran dana desa untuk pengadaan alat kerja, parang dan parang tersebut . Yang dibahas di musawara desa lain ,kemudian perubahannya diduga dibuat diam-diam oleh petugas pendamping . Hal pernah terjadi juga pada tahun 2023 lalu , pengadaan bibit sawi melalui aitem anggaran Pangan ,namun kondisi tanah yang berbatu, maka terpaksa di berikan kepada keluarga di desa petleng yang punya lahan basah untuk mereka tanam.
Sementara kepala desa Lembur Barat, Abner Yetimau, kepada media pada 23/12/24 mengaku tidak ada pengadaan alat kerja seperti pacul, parang dan sebagainya, karena tidak ada usulan dari masyarakat. Karena itu kata Abner, dana desa untuk tahun anggaran 800 juta lebih digunakan sesuai usulan kebutuhan masyarakat diantaranya ,pengadaan mesin ketiting 10 unit, pengadaan sumur bor 339 juta yang dikerjakan oleh Pak Irfan . Namun salah satunya belum jadi sebab saat proses bor mata bor selalu patah, karena ada batu , jadi sementara digali manual untuk mengambil batu tersebut. Dari dana 399 juta itu telah disepakati dengan warga untuk perubahan anggaran untuk pengadaan tandon 1400 liter kepada masyarakat agar bisa menampung air.
Menurutnya, semua belanja dan pengadaan di berikan kepada pihak ketiga , karena pihaknya tidak bisa swakeloh, karna pekerjaannya rampung dulu baru uangnya cair . ***