Membangun Sarana Kesehatan Wajib, Tapi Jangan Ada Orang Sakit .

Kalabahi, metroalor.com Pemerintah wajib membangun Sarana Kesehatan, Seperti rumah sakit atau puskesmas yang megah  di setiap wilayah atau kabupaten, namun kita berdoa agar jangan banyak orang sakit yang menjalani rawat inap.
Demikian diungkapkan   gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskidat(VBL)  saat memberikan sambutan dan arahan pada acara  pengresmian gedung rawat inap dan High care unit( HCU) dan UPTD puskesmas mebung ,pada kamis 9 Juni 2022 dirumah sakit umum daerah(RSUD) kabupaten Alor .
Menurutnya,kepedulian dalam membangun fasilitas kesehatan juga  memberikan servisis dalam melayani masyarakat. “Saya ingin betul-betul dipakai dengan pelayanan yang baik juga”, tandasnya.

Penandatanganan prasasti tanda pengresmian gedung HCU dan UPTD mebung


Keberhasilan dari sebuah daerah bukan dengan membangun gedung rumah sakit yang besar , tetapi  masyarakat juga  harus tetap sehat. ” Bagaimana dana APBD digunakan untuk memberikan pelayanan kepada orang yang sehat agar dia tetap sehat dan tidak sakit. Tadi Bupati katakan bangunan baru ini kapasitasnya 150 tempat tidur, namun saya berharap yang datang berobat atau jalani rawat inap hanya  terisi setengah atau seperempat bagian saja”, ujar Laiskodat.
Laiskodat pada kesempatan itu minta agar rumah sakit yang dibangun bagus ini harus diimbangi dengan pelayanan yang berkualitas. Rumah sakit jangan memberi kesan sebagai rumah sakit, namun harus enjoi.
Ditegaskannya, rumah sakit atau  Puskesmas di alor, kata pak Bupati tadi, rata-rata  dibangun lantai 2, tapi pelayanannya harus bintang lima, sehingga tidak ada complain. Kalau komplain berarti kelas melati. Kita jangan hanya hobi membangun, namun pelayanannya tidak maksimal, tandas gubernur Laiskodat.
Soal kualitas, kata mantan anggota DPR RI ini bahwa,   dibeberapa tempat yang ditemuinya, tampak  dari depan  bangunannya cantik, namun satu tahun kemudian atapnya sudah bocor, hujan masuk ruangan, fasilitas mulai rusak, dan wc bau.
Kalau dikantor gubernur, kata Laiskodat , kalau WC-nya bau saya minta Karo Umum untuk membersihkan kalau tidak kau menjilat lantainya. ” Saya pastikan roti diatas  lantai  disana bisa dimakan . Saya tidak tahu apakah di Kantor Bupati Alor bisa makan roti ketika ditaro  dilantai  atau tidak”, ungkap Laiskodat.
Dia juga singgung soal keindahan sebuah bangunan yang harus memiliki taman yang asri dan tempat parkir yang memadai.
” Kalau mau bangun taman  jangan tunggu anggaran dari APBD  lagi, tapi bisa menggunakan akal yang ada. apalagi dokter-dokter punya banyak imajinasi dan pintar-pintar.kalau dokter tidak punya  imajinasi, bukan dokter namanya. Di Alor terlalu banyak  hingga di hutan juga ada bunga, masing-masing orang bisa menanamnya,” tandas Laiskodat.
Sedangkan soal alat kesehatan( alkes), Laiskodat mengatakan, alkes merupakan sarana yang penting yang harus dipenuhi, dan dirinya menyetujui apa yang disampaikan Bupati Alor tentang pengadaan alkes tahun 2023 dengan  dana sebesar  Rp3,7 miliar. Dan Ia ingatkan,pengadaan  alkes  harus  yang berkualitas dan dapat dioperasikan  oleh sumber daya manusia yang berpengalaman.

Didampingi Bupati Alor dan ketua DPRD Alor ,gubernur NTT menabuh gong tanda pengresmian dua gedung.


Sementara itu Bupati Alor, Drs. Amon Djobo dalam sambutannya mengatakan, pembangunan rumah sakit ini melalui sebuah pergumulan selama empat  tahun( TA 2019-2022). Pasalnya, selama ini wajah RSUD Kalabahi sangat buram.
Pembangunan gedung baru RSUD Kalabahi ini,  dibiayai dengan anggaran dana alokasi khusus (DAK)  sebesar Rp 36 miliar, ujar Bupati Djobo.
Bangunan ini , kata Djobo, dengan konstruksi bangunan 2 lantai dan kapasitas tampung 150 tempat tidur.Gedung baru ini merupakan cermin dari peradaban kemajuan daerah kabupaten Alor.
Fasilitas kesehatan seperti  puskesmas yang dibangun  di 18 kecamatan di Kabupaten Alor rata-rata bangunan dua lantai karena bagian dari program Alor Sehat, Alor Kenyang, Alor Pintar
Pengresmian  gedung rawat inap dan HCU serta UPTD puskesmas mebung oleh Gubernur Laiskodat,  ditandai dengan pemukulan gong dan Penandatangan prasasti. serta pengguntingan pita oleh Ketua DPRD Kabupaten Alor, Enny Anggrek, SH.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *