Mengurus Parawisata dalam sebuah daerah bukan saja beban dinas pariwisata, tapi semua dinas harus terlibat. Apalagi ketika ada even-even besar seperti ini semua organisasi perangkat daerah (OPD) harus terlibat dalam hal soal anggaran . Karena saya sudah lihat di beberapa tempat seperti Banyuwangi, dimasa Bupati Aswar Anas, jadi kalau mau berhasil Parawisatanya maka diurus secara gotong royong.
” Dinas Parawisata boleh ada tapi ketika ada even semua dinas harus terlibat”.
Demikian diungkapkan Deputi Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kementerian Pariwisata, Ekonomi, dan Kreatif (Kemenparekraf) RI,
Rizky Handayani ketika ditemui wartawan lokasi paralayang, bukit bedoe desa hulnani kecamatan Alor barat laut (Abal) pada 17 Oktober 2021.
Rizki yang mengaku telah berkunjung ke sejumlah obyek wisata di Kabupaten Alor bersama Direktur Nasional dan Internasional Kemenparekraf, Desi Siregar dan rombongan menyatakan ungkapan isi hati atas kekaguman potensi pariwisata bumi nusa kenari ini.
Menurut Rizki, sebuah ivent harus ada unsur edukasi dan bagaimana orang datang ada unsur kegembiraan, ada unsur kebanggaan bagi masyarakat. Kebanggaan karena ivent yang diangkat tidak ada ditempat lain.”Parawisata bukan saja ada keindahan alam ,kekayaan budaya ,tapi ada unsur edukasinya ini yang saya pikir bagus sekali untuk di gaungkan” ungkap Rizki.
Selama beberapa dia dan rombongan telah berkunjung ke beberapa obyek wisata dan bertemu dan berceritera dengan masyarakat sehingga telah menemukan banyak hal menarik.
“Seperti ceritera sejarah Alor, yang saya petik bagaimana kerukunan umat beragama yang bagus. Sehingga Alor bisa dijadikan laboratorium multi cultural dan multi religi. Ini kalau dibuat bisa jadi pariwisata yang baik.
Namun sayangnya ceritera yang ada dirinya sulit menemukan bentuk tertulisnya atau literasinya” terang Rizki
Menurut Rizky, taman laut atau lokasi diving di Kabupaten Alor sudah terkenal, dan saat ini kita mengenal lagi dengan festival dugong. Dimana yang dirinya dengar bahwa dugong itu muncul dan bisa dilihat dan berinteraksi dengan manusia.
Parawisata kata Rizki, bagaimana kita bisa menjaga lingkungannya. Misalkan dugong, kenapa masih ada karena lingkungannya yang mendukung, kalau air lautnya jelek atau ada gangguan lingkungan lainnya maka dugong tentu tidak ada. Untuk itu bagaimana agar lingkungan yang ada tetap dijaga.
“Menjaga lingkungan penting. Seperti kemarin saya ke lokasi wisata di pantai, kotak sampah tidak ditemukan, infrastruktur yang belum baik. Selain itu, pelayanan hospitalitynya patut ditingkatkan,”tandas Rizki.
Selain menjaga keaslian lingkungan pemerintah daerah juga
merancang kegiatan rutin seperti pasar kreatif dalam satu atau dua minggu sekali,” ujar Risky.
Lokasi paralayang ini sangat bagus tapi dia berharap jangan hanya mendatangkan orang dari luar saja ,tapi pemerintah daerah harus mengembangkan olah raga ini kepada seluruh masyarakat. Minimal tiga bulan sekali ,harap Rizki.
Perlu diketahui, pemerintah Kabupaten Alor akan menggelar 4 kegiatan besar secera serentak yang dibuka Gubernur NTT, Viktor Laiskodat pada tanggal 19 Oktober 2021. Kegiatan tersebut berupa festival Dugong dan Al’Quran Tua, Kejurnas Paralayang, dan Pertemuan Tokoh Lintas Agama. ***