Terkait Material TPA, Perlu Bentuk Tim Untuk Investigasi.

Biaya pemakaian material batu dan pasir yang tercantum dalam kontrak , untuk proyek pembangunan TPA lembur  di gunakan untuk apa jika perusahan Araya Flobamora perkasa(AFP)  menggunakan batu dan pasir yang ada di lokasi?. 
Demikian diungkapkan salah seorang tenaga teknis yang berdomisili di Alor.  Menurutnya,semua aitem pekerjaan dan material sudah tertuang dalam RAB dan kontrak . ” Material lokal dan non lokal juga telah di hitung per aitem dan volumenya sesuai dengan  harga masing-masing dengan   jarak angkut. Nah kalau perusahaan ambil dari lokasi proyek  ,maka di duga ada Markup biaya”  ujarnya .
Bila perlu Pejabat pembuat komitmen (PPK) dari kementerian pekerjaan umum membentuk tim untuk melakukan investigasi soal pemakaian material .
Kepala dinas perumahan permukiman dan pertanahan, Domi Salmau, ST yang di hubungi metroalor.com mengaku , sering berkoordinasi dengan orang di propinsi . Namun soal pekerjaan di lapangan  dinasnya tidak tau.
Namun menurutnya, jika material yang di gunakan oleh kontraktor dari lokasi yang kebetulan  di temukan saat penggalian alat berat, harus berkoordinasi dengan pemerintah daerah( Pemda) Alor .
Mantan kepala bidang cipta karya dinas Pekerjaan umum Alor  juga mengatakan , bisa saja kontraktor gunakan  material yang ada di lokasi, tetapi tetap  harus koordinasi. Karena barang yang diambil lalu pakai di situ, kan gratis, lalu biaya untuk material tersebut di kemanakan.
Dirinya mengaku sering ditanya jika ada masalah sehingga pernah sekali turun ke lokasi namun secara teknis tidak tau sama sekali. ” Lebih banyak mereka berkordinasi dengan dinas lingkungan hidup karena linknya ada di situ” ujar Domi .
Sementara itu, kepala dians lingkungan hidup kabupaten Alor Arbai Koho yang di hubungi metroalor mengatakan, pihaknya sering dikoordinasikan tentang lahan yang di bangun TPA. Karena tana tersebut milik Pemda Alor. 
Sementara itu pengawas sekaligus pelaksana proyek TPA lembur, Ansel Mail  yang pernah  di konfirmasi via hendponnya pada jumad 15/10/21 mengakui proyek
dengan nilai kontrak Rp 15 .773 265.000  dari kementerian pekerjaan umum, direktorat jenderal cipta karya yang di kerjakan oleh PT AFP dengan  konsultan supervisi CV ,Sahwana telah mencapai 60 % fisiknya
Dia mengakui proyek dari  APBN itu menggunakan material pasir dan batu yang ada di lokasi tersebut.
Menurutnya, kalau pasirnya bagus maka langsung di gunakan. Sementara untuk batu langsung di gunakan.
” He he he…. batu tidak bisa di campur to Kaka,  jadi kita langsung pake ko tidak” ungkap Ansel . ****

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *