Kalabahi,metroalor.com-Para kandidat calon bupati atau wakil bupati yang akan maju pada Pilbup Alor tahun 2024 seyogyanya menjual potensi-potensi dan visi-misi untuk pembangunan di daerah ini. Jangan menjual kemiskinan masyarakat Alor untuk mencari simpati .
Demikian diungkapkan Bupati Alor, Drs Amon Djobo,M.AP kepada wartawan diruang kerjanya pada 18/10/22. Menurut bupati yang sudah menjalani kepemimpinan selama delapan tahun ini bahwa kandidat Bupati harus punya konsep program kerja sendiri, visi-misi sendiri. Apa yang mau dia kerjakan selanjutnya, bukan omong orang punya kejelekan, dan menjelek-jelekan kerja pemerintahan yang sementara berjalan.
Dijelaskanya, selama menjadi bupati hampir dua periode ada beberapa hal yang sudah dikerjakan antara lain,
income perkapita penduduk Kabupaten Alor dari angka Rp 6 Juta/rumah tangga penduduk pada tahun 2014, namun saat ini sudah naik menjadi Rp 17 Juta/rumah tangga penduduk, sesuai data BPS (Badan Pusat Statistik). Bidang ekonomi di Kabupaten Alor, terang Djobo.
Meski dua tahun belakangan Indonesia dilanda pandemi Covid-19, namun pertumbuhan ekonomi tetap naik sebesar 2,5 %. Sementara angka kemiskinan, sesuai dengan data BPS hingga saat ini pada posisi 19,7 dari angka sebelumnya sekitar 25-27 %.
“Harus punya referensi data baru bicara, jangan asal omong. Semua data ada di BPS coba cek sendiri”,tegas Djobo.
Sementara angka stunting (balita yang kerdil karena kurang gizi), lanjut mantan camat Alor timur ini bahwa, posisi angka saat ini berada di angka 11,7% dari 25% sebelumnya. Pemerintah menargetakan pada tahun depan sekitar 8-9 % lagi, kata Djobo.
Kalau ada yang omong angka stunting Alor tinggi itu data dari mana.Jadi angka kemiskinan sudah turun dari 27 % menjadi 19,7 %, pertumbuhan ekonomi sudah saya jelaskan itu naik 2,5 %, lalu income per kapita dari Rp 6 Juta/rumah tangga, naik menjadi Rp 17 Juta/rumah tangga, IPM (Indeks Pembangnan Manusia) naik dari 57 point menjadi 62 point. Kalau tidak percaya, silahkan datang ke BPS dan tanya data-data itu,”sebut Djobo.
Melalui kepemimpinannya kata Djobo, Pemerintah Kabupaten Alor meletakan tiga upaya percepatan pembangunan yaitu Alor Kenyang, Alor Sehat dan Alor Pintar, agar bisa mendongkrak IPM .
” Saat saya mengambil tanggungjawab (sebagai Bupati Alor) delapan tahun lalu, administrasi keuangan berada dalam status disclaimer dari BPK selama lima tahun berturut-turut.Kemudian kami benahi sehingga menjadi WDP (Wajar Dengan Pengecualian) dan sekarang (dua tahun terakhir) sudah WTP (Wajar Tanpa Pengecualian sesuai penilaian BPK RI Perwakilan NTT),”ungkap Djobo.
Sedangkan kaitan dengan penempatan pejabat di lingkup Pemkab Alor selama masa kepemimpinannya, kata bupati Djobo bahwa, semua sudah sesuai prosedur dan aturan kepegawaian yang berlaku. Jabatan tinggi pratama atau Eselon IIB, melalui seleksi oleh Panitia Seleksi (Pansel), yang melibatkan para pihak terkait, termasuk profesional/praktisi dan akademisi.Dari seleksi Pansel memilih tiga nama dengan nilai tertinggi kemudian diserahkan kepada bupati, untuk ditentukan salah satu sesuai perankingan.
“Bukan bupati memilih orang suka-suka untuk menduduki jabatan tertentu. Makanya harus memahami persoalan daerah ini secara baik dan baca regulasi-regulasinya”,ujar Djobo,
Ia mengutip sebuah ayat firman Tuhan bahwa, “Ajarlah kami untuk menghitung hari-hari hidup kami, agar kami memperoleh hati yang bijaksana.
“Bupati Alor mendatang sebaiknya dari kalangan birokrasi, karena lebih memahami akan kondisi daerah ini. Jika orang politik, kita dorong saja bapak Imran Duru sebab sudah bersama saya kurang lebih 8”, ungkap Djobo.***