Kepala pusat pengembangan pemberdayaan masyarakat desa daerah tertinggal dan transmigrasi dari kementerian PDT RI, Dr,H.Yusra, M.Pd mengatakan, kabupaten Alor memilki record yang cukup baik dalam mengelolah dana desa, sehingga untuk tahun 2021 ini penyerapan cukup bagus.
Hal tersebut di kemukan Yusra dalam pertemuan dengan bupati Alor di ruang kerja bupati pada jumad 12/11/21.
Dikatakannya, sebagai pejabat yang mengurusi pendampingan, akan melakukan pengentasan dan percepatan kemiskinan ekstrim untuk propinsi dan kabupaten di seluruh Indonesia.
Telah disampaikan oleh Pak menteri bahwa ada lima propinsi di Indonesia akan selalu mendapat perhatian dari pemerintah pusat,yakni Jawa barat ,Maluku, NTT, Papua dan Papua barat.
Dia bersama tim yang turun ke Alor ini dengan tujuan untuk memastikan dana desa khususnya dana bantuan langsung tunia (BLT), dana bantuan covid 19 dan bantuan dana desa lainnya berjalan sesuai peruntukannya atau tidak.
Sementara ini, NTT dan 10 propinsi lainnya masih dalam pemantuan kementerian PDT.
Menurutnya,setiap Minggu kami buat laporan kepada pak pak menteri, lalu pak menteri melaporkan kepada bapak presiden tentang tentang progres dan capaian penyaluran dana desa.Karena Bapak presiden terus memantau dana desa yang dianggarkan di ABPN sekitar 74 Triliyun untuk 74 ribu desa dari 430 kabupaten kota apakah sampai ke masyarakat dan bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, atau tidak. “Kami setiap malam Senin mulai eselon satu dan dua bersama Irjen melakukan rapat untuk memastikan semua laporan, berapa progres penyerapan dana desa, karena jam 10 pagi pak menteri harus lapor kepada pak presiden”, tandas Yusra.
Dia berterima kasih pada bupati Amon Djobo karena penyerapan dana desanya di Alor cukup baik, secara umum di NTT tinggal ada dua desa yang bermasalah dari kepala desanya sehingga tersendat penyerapannya.
“Dua desa yang bermasalah itu kayaknya bukan di Alor”, ujarnya.
Yusra yang datang ke alor bersama Siti Abdulla, SAP,M.Si
Kepala Sub Bagian Tata Usaha PPMDDTT – BPSDM, serta staf, Silvana Rahmawati, Heni Suhaeni,Cepi Saepuloh.
Bersama auditor pertama Inspektorat Jen I kemendesa Uled Nefo indrahadi, SH.M.Si
dan Rikza Arif, S.A.,auditor
Pertama Inspektorat I.
Tim kemendes kata Yusra, perna turun di Alor juga melihat bantuan pembangunan ruang kelas baru pada tahun 2018 dan 2019 lalu dalam rangka peningkatan sumber daya manusia .
Ia berharap agar bupati dan perangkat pemerintah daerah ini terus bergandengan tangan untuk memastikan dana desa turun tepat sasaran.
Kehadiran kami di Alor menjadikan salah satu sampel untuk dilaporkan pada mentri soal penggunaan dana desa .
Tahun ini kata Yusra, agak turun keluarga penerima manfaat (KPM) sekitar 5,4 juta karena banyak bantuan-bantuan sosial lain, sehingga masyarakat tidak boleh menerima bantuan lain lagi dari kemendes.
Dia juga menambahkan honor dari pendamping dana desa sudah harus di transver ke rekening masing-masing pendamping sebelum tanggal 10 setiap bulan. Sebenarnya Alor bagus cuma pengaruh dari kabupaten lain sehingga honor semua di bayarkan dari pusat.
Sementara Bupati Drs. Amon Djobo mengatakan, hubungan kerjasama antara kemendes dan pemerintah kabupaten Alor sudah lama terjalin sebelum Dirinya jadi bupati.
Dia berharap pak Yusra dan timnya yang turun ke Alor bisa membawa berkat buat kabupaten Alor.
Menurut Bupati Djobo, bantuan dana desa untuk Alor sangat luar biasa antara lain, BLT dan dana bantuan covid .khusus BLT kata Djobo, melalui APBD Pemda Alor juga bantu dengan dana bantuan keuangan khusus (BKK) agar dipadukan dengan dana desa untuk bisa dimanfaatkan untuk peningkatan ekonomi masyarakat di desa dan kelurahan .
Walapun APBD sangat terbatas tapi ada niat baik dari pemerintah daerah dan pusat melalui kemendes untuk melakukan yang terbaik untuk masyarakat.
Mantan kepala Bappeda ini mengamini tentang penyerapan dana desa di Alor. ” Saya paling mara kalau dana desa terlalu lama mengendap di rekening. Biasanya saya perintahkan agar segerah lakukan pencairan dan di bagikan pada masyarakat”, tandas Djobo.
Dana desa dari kemendes sudah cukup bermanfaat bagi masyarakat . Misalnya, di desa muriabang,Bumdesnya mengekspor jagung biji 36 ton keluar Alor pada tahun 2021.Kemudian ada desa juga melalui Bumdesnya urus vanili.
Harapan Pemda Alor, kepada pemerintah pusat, melalui kemendes agar selalu memperhatikan kabupaten Alor,karena ini daerah tersendiri dan langsung berbatasan dengan negara tetangga Timor Leste, terangnya
Pertemuan tersebut di hadiri asisten satu Setda Alor,Fredi Lahal, tenaga ahli pendamping dana desa Machris Mau dan stafnya ***.