Ekbis  

Jelang Natal Bulog Alor Gelar Operasi Pasar Murah .

Kalabahi, Bulog Kantor cabang pembantu( KCP) Kalabahi, kabupaten Alor,  menggelar operasi pasar mura di beberapa titik di pusat kota Kalabahi. Pasar mura di gelar dalam rangka perayaan keagamaan Natal pada Bulan Desember 2021.
Demikian  disampaikan Kepala Kantor Seksi Perum Bulog  Kalabahi-Kabupaten Alor, Elita Mautang kepada  media diruang kerjanya pada selasa30/11/21. Menurut Elita, mulai besok tanggal, 1- 9 Desember 2021, Bolog akan gelar operasi pasar mura di dua titik  yakni,  di halaman kantor Bulog, dan didepan kantor perdagangan kabupaten Alor di batunirwala.
Selajutnya pada tanggal 10 – 18 Desember operasi pasar mura akan di gelar lagi di lapangan mini Kalabahi. Untuk lokasi lapangan mini,  kata  Elita, akan dipadukan dengan kegiatan  donor darah. Selain itu, bersama dengan bank NTT untuk penukaran uang lusuh dan penukaran uang kecil di lapangan mini Kalabahi.
Barang-barang yang akan di jual dalam operasi pasar antara lain, beras, gula pasir, minyak goreng. ” Jadi masyarakat bisa beli perpaket atau secara eceran. Untuk beras Ada ukuran 5 kg – 20 kg”, sebut Elita.
Menurut Elita yang mengaku sudah dua tahun mengabdi di Alor ini bahwa,  stok beras jelang Natal  sangat cukup.  “Biasanya permintaan konsumen meningkat di bulan- bulan seperti ini. Karena faktor cuaca dan pancaroba, namun stok beras masih normal” ujarnya.
Dikatakanya, kebutuhan beras  selama satu tahun untuk Alor  saat ini sekitar, 75- 100 ton. Sebelumnya, Pegawai otonom, Aparatur sipil negara(ASN) pemkab Alor masih ambil  jatah beras di bulog setiap bulan, kebutuhannya berkisar 200-300 ton pertahun . Namun pada tahun 2021 pegawai Pemkab Alor berhenti maka satu tahun kebutuhan di Alor berkisar 100 ton saja. ” Saat ini kami cuma layani pegawai vertikal, pegawai otonom pemkab Alor sudah tidak lagi”, ujarnya.

Terkait utang Pemda pada Bulog dari tahun 2016 hingga 2020, sesuai perhitungan bolog, totalnya sekitar 4,6 Milyar. Namun kalau menggunakan hasil mediasi dengan badan pemeriksa keuangan propinsi (BPKP) NTT ,totalnya 3,6 Milyar.
“Kami juga memahami kondisi keuangan daerah, sehingga kami  tidak memaksa Pemkab alor untuk segerah bayar. Sesuai kesepakatan pembayaran bisa cicil sesuai keuangan yang tersedia”, tandas Elita.
Tunggakan tersebut,  kata Elita adalah selisih harga beras dari tahun 2016- 2020.Karena dulu penetapan harga beras oleh kementrian keuangan,pada saat penetapan harga beras, Anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) Alor sudah ditetapkan jadi sering terjadi selisih. Namun, hingga saat ini  komunikasi kami  dengan Pemkab Alor tetap lancar.
” Yang jelas, kami tetap melaporkan perkembangan setiap tiga bulan  sekali”,  sebut Ernita. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *