Proyek Rehabilitasi Dan Bangun Baru Sekolah, 50 M Di Alor Jalan Ditempat.

Abad selatan, metroalor.com
Proyek pembangunan  SD Inpres Laton dan SD Negeri Bur’Al Kecamatan Abad Selatan jalan ditempat alias mandek.
Ada beberapa pembangunan sarana pendidikan dengan nilai proyek yang fantastis di Alor cuma jalan di tempat alias tidak ada progres kemajuan fisik. Proyek sarana pendidikan dengan nama kegiatan, rehabilitasi dan renovasi sarana prasarana sekolah tahun 2022 melalui satuan kerja( satker)  pelaksana prasarana permukiman wilayah II NTT, PUPR direktorat jenderal cipta karya, yang tersebar di kabupaten Alor sebanyak 12 unit sekolah yang di kerjakan oleh PT Tri Karya Marada. 

Dari pantauan media ini pada 16/8/22 di lokasi pembangunan sekolah  SD Inpres Laton, hanya  baru dikerjakan fondasi saja. Dan anehnya lagi  tidak ada aktifitas dilokasi  untuk melanjutkan pembangunan  pekerjaan ,padahal fondasi tersebut sudah dikerjakan hampir dua bulan yang lalu.  Ironisnya lagi bangunan lama  ruang kegiatan belajar(RKB) tersebut sudah dibongkar sejak proyek itu masuk . Jika tidak dikerjakan secepatnya ,takutnya masuk musim hujan anak didik tidak bisa belajar dan  menempati gedung baru itu.

Pembangunan SMPN Hopter oleh PT Araya Flobamora perkasa

Demikian pengakuan warga yang juga orang tua siswa di SD Inpres laton yang ditemui media ini. Menurut warga,
Saat ini baru dikerjakan fondasi  Ruang Kelas Belajar (RKB),  namun belum 100% juga,  sementara Perpustakaan, MCK dan Pagar belum dikerjakan .

Demikian juga progres pembangunan  SD Negeri Bur’Al, baru dikerjakan fondasi untuk satu gedung. Anehnya lagi tidak terlihat juga bahan- bahan material seperti batu,pasir, kayu ( balok,Spar) Semen, bahkan tukang juga tidak ada dilokasi tersebut.

Menurut orang tua murid yang juga warga di desa itu mengatakan, tidak ada aktifitas pekerjaan dilapangan otomatis progresnya juga tidak ada kemajuan.”Om lihat sendiri anak- anak kita sementara   belajar di ruangan  darurat. Sementara  hujan  sudah turun.Kalau hujan turun otomatis pekerjaan juga tidak bisa jalan to”, tandas warga .

Sementara itu salah seorang guru  sekolah tersebut yang ditemui secara terpisah  mengatakan,nyaris tidak  ada pekerjaan dilokasi. ”  tukang sudah tidak ada,  mungkin mereka pulang kampung, karena mereka bukan asli orang desa ini”, ujar guru tersebut.

SDN Hopter oleh PT Tri Karya Marada

Sementara salah seorang tokoh masyarakat desa hopter, Teos  Klakik yang ditemui media ini mengatakan hal sama juga tentang pembangunan pagar dan MCK SD N Hopter, desa hopter, yang dikerjakan oleh PT Tri Karya Marada sementara bangunan RKB yang dikerjakan oleh PT Araya Flobamora perkasa di kecamatan ABAD juga jalan ditempat.
Menurutnya,kita masyarakat juga sementara pantau pembangunan sarana pendidikan ini yang masuk di desa Hopter . Namun kondisi terkini , tidak aktifitas di lokasi pekerjaan. Aitem pekerjaan yang belum dikerjakan antara lain, lantai ruang kegiatan belajar,  teras gedung, tiang Teras, Plafon, Atap Seng, dan juga MCK sementara  pagar baru dikerjakan fondasi  saja lalu dibiarkan begitu saja sampai sekarang. ujarnya.

Salah satu unit sekolah yang masih dalam proses pekerjaan

Ditempat terpisah kepala tukang  pembangunan sekolah SD Inpres Ampera  yang ditemui wartawan pada 13/8/22 di Ampera mengatakan,aktifitas pekerjaan  baru mulai dikerjakan karena tukang yang lama sudah pulang kampung.

“Kami baru kerja sekitar dua Minggu .karena itu baru ikat-ikat besi . Nyaris sekitar dua bulan tidak ada aktifitas dilapangan karena tukang yang lama sudah berhenti Alasannya berhenti kami tidak tau”, ujarnya.

Sementara Pejabat Pembuat Komitmen  (PPK) akrabnya Pak Eko sudah di hubungi media ini melalui what app pribadinya namun belum ada  tanggapan berita ini di tayangan.

Untuk diketahui ada dua perusahan (kontraktor) yang mengerjakan sarana pendidikan di tahun anggran 2022 yang tersebar di kabupaten Alor,  dengan sumber dana yang berbeda .Yakni ,PT Araya Flobamora perkasa mengerjakan dengan sumber dana Alokasi Khusus dan PT Tri karya Marada bersumber dari dana bencana dengan total nilai mencapai kurang lebih 50 milyar **wanka.

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *