Abad Selatan-metroalor.com, Pekerjaan SPAM Desa Tribur, Kecamatan Abad Selatan, Kabupaten Alor, yang telah dikerjakan oleh PT Karang teguh Abadi di duga asal jadi.
Pasalnya, bak penampungan utama yang dikerjakan di dataran rendah mengakibatkan air tidak bisa mengalir ke bak penampungan kedua, karena debit kecil, sehingga saat distribusi kerumah warga tidak jalan secara maksimal. Ironisnya lagi, mutu pekerjaan bak penampungan kedua diduga dikerjakan asal- asal sehingga air merembes keluar dari dinding tembok.
Demikian diungkapkan kepala desa Tribur, Deprintis Kolihar yang ditemui media ini di Tribur pada 17/8/22 usai mengikuti upacara Hut Kemerdekaan RI ke 77 di kecamatan Abad Selatan. Menurutnya, apakah sebelumnya sudah dilakukan survei kemudian dibuat perencanaan( gambar) atau perencanaan secara instans kemudian dikerjakan oleh kontraktor?.
Menurut Kolihar yang baru menjabat kepdes sekitar satu tahun lebih itu bahwa, pada saat proses pekerjaan tukang sudah mengkonplen kepada tenaga teknik soal campuran materia ( pasir dan semen) untuk pemasangan dan pekerjaan fondasi dudukan fiber . Karena, campuran yang digunakan 1-9 (semen 1, pasir 9), padahal untuk fondasi berdasarkan pengalaman tukang harusnya pasirnya di kurangi agar lebih kuat dan tahan . Akibatnya, fondasi untuk pangkuan tersebut sudah retak, tandas Kolihar.
Proyek dengan nilai yang fantastis tersebut diawasi oleh konsultan pengawas CV Sains Grup Consultan, diduga tidak menjalankan tugas dan fungsi pengawasan dengan baik sehingga terkesan saat proses pekerjaan oleh kontraktor tidak maksimal.
” Kontraktor datang kerja dengan menggunakan anggaran yang dikumpulkan oleh masyarakat melalui pajak, abis proyek mereka pulang, nah kami masyarakat yang menikmati hasil ini untuk anak cucu kami. Tapi belum nikmati secara baik, barang sudah rusak. Jadi yang rugi kami masyarakat”, tandas Kolihar
Jangan sampai Proyek dari kementrian pusat melalui Dinas PUPR Provinsi NTT, dengan dana pinjaman tersebut belum dinikmati oleh masyarakat secara berkelanjutan tapi sudah rusak di perjalanan, tambah Kaur Pelayanan dan Kesra Yesaya Tonmo, dan Kepala Dusun Isak Malaile, Dominggus Mogohon, Dediyanto Plaikar, yang turut bersama Kepdes.
Proyek pembangunan sistim penyediaan air minum( SPAM) yang dianggarkan pada tahun 2021 namun dikerjakan pada tahun 2022 tersebut ,lanjut kades Kolihar, sangat membantu masyarakat di desa ini untuk pasokan air minum. Namun pendistribusian air ke masyarakat tidak efektif ,maka percuma saja .
Selain pekerjaan fisik, kata Kolihar, instalasi pipa HDPE dari sumber mata air ke bronkap pertama tidak dikubur dalam tanah. Akibatnya sangat sensitif dengan kebakaran hutan .kades menduga proyek miliyaran tersebut dikerjakan tidak sesuai Rencana Analisa Biaya(RAB).” Om wartawan sudah saksikan sendiri to,apa yang saya bicara sesuai dengan fakta antara lain, pangkuan fiber yang retak, pipa yang tidak dikubur dalam tanah”, tandas Kolihar.
Sementara itu, sebelumnya pada 16/8/22, Yunus Pagabai atau yang dikenal dengan nama Opa Gaul, salah satu pengawas proyek tersebut yang dikonfirmasi via WhatsApp mengatakan, tanah di lokasi proyek tersebut sangat labil sehingga kerusakan seperti pangkuan fiber akan di perbaiki. ” Saat pemeriksaan sudah ada rekomendasi untuk perbaikan ulang, sehingga akan dikerjakan”, tandas Opa Gaul.
Menurutnya, distribusi air hingga saat ini berjalan lancar. Namun ada dugaan, pembagi air di bukbur dirusak oleh oknum tertentu, namun kami tetap pantau dan perbaiki, selain itu juga ada dugaan ancaman pemotongan pipa, tandasnya. (wanka)