Ekbis  

Yunus Pabagai Tuding Kepdes Tribur Memberikan Data Tidak Benar.

Kalabahi-metroalor.com,  Direksi Pengawas Teknik PT. Karya Teguh Abadi, Yunus Pabagai,atau sering disapa Opa Gaul menuding kepala desa tribur,memberikan keterangan tidak banar dan tanpa data kepada  media seperti yang di rilis di metroalor.com pada beberapa waktu lalu. Bahkan dari awal pekerjaan hingga selesai Kepdes selalu membangkang dan tidak ada dilokasi proyek.

Menurut Opha Gaul, kepada media melalui Whats Apps (WA) terkait Pelaksanaan  Pembangunan Proyek Sistim Penyediaan Air Minum Bersi (SPAM) TA.2021-2022, melalui Dinas PUPR Propvinsi NTT Senilai 5,8 Milyard  di wilayah Kecamatan Alor Barat Daya Selatan (ABAD Selatan) bahwa, Proyek pembangunan air bersih atau air
minum di desa Tribur, dibiayai oleh dana pinjaman SMI
atau APBD I ProvinsiNTT sebesar Rp 5,8 M.

Papan proyek spam

Menurut Deprintis kepada media  kata Opa Gaul, masyarakat tidak menikmati secara baik dari hasil pekerjaan proyek tersebut, karena air yang mengalir dinilai kecil bahkan air
tidak mengalir disambungan rumah (SR)sejumlah rumah tangga masyarakat yang terpasang.
Padahal Kata Opa Gaul,  Pekerjaan  Lanjutan Pembangunan dan Penyediaan SPAM di Desa Tribur rasionalisasi fisik 2020 dan usulan lanjutan 2021 (CK).Proyek tersebut  terkontrak sejak 05/10/2021 dengan kontrak Tahun Jamak yang mana dilakukan dua tahun berjalan dan berakhir tanggal 02/4/2022.

Menurutnya,Koordinasi kesiapan daerah  baru terjawab tanggal 2 November
2021 dan undangan yang hadir antara lain, Kadis Perumahan Kawasan Permukiman dan
Penataan Ruang, Domi Salmau dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Simon P.Tolla, ST.

Selanjutnya kata Opha Gaul, kami kru pendamping Program dari Kupang serta semua undangan RT, RW, BPD, Toko Agama, Pemuda, Masyarakat semua hadir bahkan saat itu ada Kunjungan ketua DPRD serta 12 Anggota lainya.

Bak penampung



Kami melakukan pekerjaan dengan cara Mobilisasi pipa, semen, tripleks semua lewat laut dengan perahu motor laut (carteran perahu) di alat PRV 2 unit. Sementara  mobilisasi
material pipa ke mata air menggunakan tenaga orang secara manual .Satu sak semen 100 ribu, belum termasuk material non lokal dan lainnya.

Saat kegiatan lanjut Opa,  cuaca buruk dan hujan, sehingga  terjadi longsor tanggal  pada 18 Maret 2022 di sungai akibatnya  tempat pembuatan Brokptering pada perencanaan awal hilang, sehingga di ganti dengan pekerjaan Intake (Bak Mata Air).
Sementara dalam pelaksanaan Intake pertama telah selesai di bangun namun daya dorong air ke permukiman sangat lambat, sehingga kami lakukan Breafing antara pelaksana, pengawas lapangan dan kami direksi membuatkan kesepakatan buat intake  ke dua dan hasil akhir uji coba air berhasil naik dari 0,75 liter/detik menjadi 2,75 liter/detik dengan waktu tempuh 2 minggu hingga masuk Reservoir 50m3 dengan kecepatan alir air cukup deras, sehingga kami disarankan pesan dua unit alat pengatur
kecepatan air dan angin PVR.

Saat pemeriksaan rekomendasi Tim pemeriksa yakni, Dudukan HU segera dikerjakan ulang pada masa pemeliharaan
Dan yang kedua Tidak Semua galian dilakukan khususnya galian di mata air hingga
puncak wor bintang termasuk Kawasan Hutan Lindung di larang ada galian Pipa HDPE dua,  sementara yang masih tergantung, sudah dilakukan
tawaran dan negosiasi pada pemilik
kintal/pekarangan rumah untuk digali sendiri dan selesai opname diukur oleh mandor dan dibayar lunas .

Pelaksana pengetesan terhadap 200 unit SR terpasang itu air mengalir deras namun ketiadaan tenaga operasional untuk di latih karena keterbatasan dana 

Menurutnya, pekerjaan ini masih  dalam tahap pemeliharaan selama (6) enam bulan terhitung  sejak pemeriksaan hingga akhir di bulan november 2022. Kemudian akan dilakukan
pemeriksaan tahap dua lalu
Diserahkan pengelolaan dari Pemerintah Provinsi NTT kepada Pemerintah Daerah untuk pengelolaaan.

Dia  mengakui banyak item  pekerjaan mengalami perubahan akibat Seroja sejak 04 April 2021 dan tanggal 18 Maret 2022  terjadi  longsor sehingga menambah volume kegiatan namun tidak merubah Nilai Kontrak yang ada, tandas Opa .***