Pura, metroalor.com- Sambutan tertulis Menteri Agama RI yang dibacakan oleh Plt. dirjen Bimas katolik, Albertus MagnusAdiyarto Sumarjono SE. M Hum, pada acara syukuran 100 tahun Injil masuk pura yang dilaksanakan di Palakang, Desa Pura Timur, Kecamatan Pura pada 10/6/23.
Dalam kesempatan berbahagia ini mari kita panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmatnya. Akhirnya puncak perayaan 100 tahun injil masuk Pulau Pura, di Kabupaten Alor, Tanah Terjanji Surga di Timur Matahari.
Menurut Menteri Agama ,merasa senang dan bangga karena toleransi bukan sekedar kata-kata., bahkan tema berbagi kasih adalah wujud nyata keberhasilan sesama bukan sekedar slogan.
Hal ini telah diwujudkan dalam aksi nyata yang dapat dirasakan langsung oleh seluruh masyarakat. “Jadi bukan masyarakat Umat Kristen saja namun juga termasuk masyarakat Umat Muslim yang turut merasakan merayakan 100 tahun injil masuk Pulau Pura.
Khitanan atau Sunatan Massal, biasanya diselenggarakan umat muslim di Mesjid, Rumah Adat, Puskesmas bahkan di rumah warga, tapi di Pulau Pura ini diselenggarakan oleh saudara-saudara Non-Muslim yang diselenggarakan di halaman Gereja Ebenezer Apuri dan disitulah anak-anak Kristen di khitan.
Karenanya saya meyakini sepenuhnya dengan salah satu kegiatan sunatan massal dan kegiatan nikah massal dari pencatatan sipil (BS Massal), ada pemberkatan nikah dan pembaptisan massal pula., merupakan sarana untuk meningkatkan kwalitas iman dan persaudaraan sebagai wujud nyata kerukunan antar umat beragama khususnya di pulau pura ini.
Berulang-ulang dan berbagai kesempatan saya katakan agar seluruh umat beragama di seluruh Indonesia, “lebih mengedepankan sikap toleran kepada penganut agama lain”, apabila ada umat yang masih fokus pada perbedaan maka berarti belum memahami agamanya secara mendalam.
“Jadikanlah agama sebagai inspirasi untuk terus berbuat kebaikan”.
Mempersatukan Indonesia yang terdiri dari berbagai macam Suku,Budaya dan Agama, wilayah pun terdiri dari ribuan pulau bukanlah sesuatu yang mudah tapi para vandeep-vandeep kita berhasil melakukannya, mereka merumuskan Pancasila sebagai “Kalimatun Sawa” yang menyatukan Indonesia.
Pancasila adalah Kalimatun Sawa atau titik temu antara Suku, Agama, Etnis, Ras dan ragam perbedaan identitas lainnya.
Pancasila adalah alasan bagi kita semua untuk selalu hidup damai dan selalu berdampingan dan saling menghargai., dengan kesadaran tersebut maka tiap insan di negeri ini akan mampu merajut kinerji dan kolaborasi untuk memajukan Indonesia dengan mengedepankan toleransi.
Merujuk sifit Pancasila Yang final sebagai pola hidup berkebangsaan, saya sungguh berharap agar tragedi “Tenan Eli Moli Noa” Yang telah ada sebelum agama memasuki pula pura yang memiliki makna hidup berdampingan secara aman, damai dan saling menghormati satu dengan yang lain dapat selalu dijaga dan dilestarikan.
Akhirnya masyarakat pula pura meyakini bahwa sejak awal manusia hidup di muka bumi maka Tenan Eli Moli Noa pun telah ada dan hidup bersama-sama.
Keyakinan inilah yang membuat masyarakat pulau pura dapat hidup berdampingan dengan damai, dimaksud agama kristen yang dirayakan peringatan 100 tahun injil masuk pulau pura, semakin menegaskan bahwa masyarakat alor meski memiliki bahasa yang berbeda-beda, adat istiadat yang berbeda dan agama yang berbeda pula namun semua memiliki rasa kebersamaan yang diungkapkan sebagai “Tara Miti Tomi Nuku, Tameng Peting Akeng Tuku”, bahkan gereja mengungkapkan sebagai hal yang mencerminkan persekutuan kebersamaan, kekeluargaan dan kasih sayang sebagai saudara saling menopang dan membantu dalam melakukan berbagai kegiatan.
Terkhusus saya berpesan 100 tahun injil masuk Pulau Pura, ungkapan tersebut “Tara Miti Tomi Nuku, Tameng Peting Akeng Tuku” menekankan bahwa gereja-gereja muncul dengan berbagai latar belakang yang berbeda harus dapat menemukan cara baru, utamakan suasana saling membantu serta mempunyai tujuan dalam mencapai sesuatu keutuhan bersama sebagai keluarga Allah.
Gereja-gereja saya sangat berharap agar dapat menciptakan insan-insan dan umat-umat yang sungguh-sungguh melayani iman dan dengan rendah hati membuka diri kepada perbedaan antar gereja sehingga dapat di satukan.
Hendaknya acara injil dan keberadaan lokal masyarakat Kabupaten Alor yang luhur dapat disinergikan sebagai wujud tanda kasih, tanda persahabatan yang utuh sebagai anggota keluarga Allah.
Menteri Agama mengajak semua untuk memaknai masuknya injil di pulau pura hingga titik satu abad, sebagai wujud kesungguhan dan konsistensi masyarakat alor dalam menjaga, merawat sifat toleransi dan solidaritas antar sesama serta keimanan yang kokoh kepada Tuhan Yang Maha Esa.
“Saya berharap semoga semangat dijaga melalui tradisi dan kekompakan selalu menyala dalam hati setiap warga masyarakat Alor.
Selamat atas syukur peringatan 100 tahun Injil masuk Pulau Pura kepada umat kristen dan salam sapa saya kepada umat muslim yang turut serta merayakan dan merasakan suka cita serta manfaat dari perayaan ini”,tandas Menteri Yaqut
Sementara itu Plt Albertus Magnus, menyampaikan terima kasih dari Pak Menteri agama kepada Bupati Alor yang sudah menunjukkan Permata berupa persahabatan .Contoh nyata persahabatan dan toleransi ini yang bisa kita rasakan, hal ini akan mempermudah tugas kita semua terutama tugas Kementrian Agama untuk membina toleransi beragama dan toleransi antar umat di tahun-tahun akan datang dan akan kita jadikan sebagai contoh terbaik yang kami alami dan lihat langsung.
Lanjut Albertus, Apa yang kami dengar, lihat dan rasakan di sini betul-betul sesuai dengan cerita-cerita tentang Kabupaten Alor, khususnya Pulau Pura yang selama ini kita dengar menjadi salah satu pertimbangan Bapak Menteri Agama RI, hadir untuk kami melihat secara langsung kondisi disini, tandasnya
Untuk diketahui Kebaktian Syukuran 100 Tahun Injil masuk Pula Pura di pimpinn oleh Pdt. Josafat Penpada S.Th. dihadiri Pimpinan Majelis Kalasis GMIT Kecamatan Pura dan Kecamatan Alor Barat Laut, Menteri Assisten III Pemprov NTT ,Semuel Halundaka., Ketua Majilis Sinode GMIT NTT, diwakili Wakil Ketuanya Pdt. Gayus Polin, S.Th., Forkompinda Kabupaten Alor, Dandim 1622 Alor, Anggota Polres Alor, Kejaksaan Negeri Alor, Wakil Ketua DRPD Alor, Sulaiman Sing, SH., Para anggota DPRD Alor, dan seluruh umat Kristen dan Muslim alor(Wanka)