KALABAHI, metroalor.com –Nyaris hampir satu tahun pembangunan gedung Sekolah Dasar Negeri (SDN) Rualkameng mandek gara-gara persoalan lahan. Proyek yang dibangun di desa Dapitau, Kecamatan Alor Tengah Utara (ATU) itu, dibiayai dari dana alokasi khusus (DAK) tahun anggaran(TA) 2023.
Saat Proses pekerjaan fisik, di halangai oleh masyarakat yang mengaku lahan tersebut miliknya sehingga menjadi masalah akhirnya proyek yang dikerjakan CV Mixuse tersebut tidak dikerjakan dengan progres akhir sekitar 15 persen, yang saat ini sudah dipenuhi rumput liar.
Camat Alor timur Utara(ATU), Sabdi Makanlehi, yang dikonfirmasi oleh media ini pekan lalu, mengungkapkan, pihaknya bersama Babinsa sudah pernah melakukan pemantauan ke lokasi,
namun belum ada lanjutan pekerjaan.
Sementara proyek pembangunan SDN Dapitau yang ada di kecamatan ATU kini sudah dilanjutkan, sedangkan proyek SDN Rualkameng belum dilanjutkan.
“Kami sudah turun lokasi, untuk progresnya fisiknya baru mencapai 15 persen, bahkan material dan pekerja juga tidak ada di lokasi saat itu,” kata Sabdi.
Sementara Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Minko Agus Pailaka, yang juga dikonfirmasi membenarkan ada keterlambatan pekerjaan karena yang disebabkan konflik konflik lahan oleh warga setempat.
Namun masalah lahan tersebut sudah diselesaikan pada pertemuan terakhir dengan kepala dinas dan warga setempat. Dan hasilnya telah disepakati akan dilanjutkan pekerjaan oleh kontraktor untuk pembangunan tiga ruang kelas tersebut.
Dalam sebuah proyek ,tambah Agus ,masalah lahan sering terjadi dilapangan. Dan tidak menjadi sebuah persoalan. Sehingga dalam waktu dekat proyek dengan nilai sekitar 700 juta itu akan dilanjutkan. Agar tidak merugikan anak bangsa di desa tersebut.(wanka).