KALABAHI, metroalor.com- Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) tahun anggaran 2022 masih menyimpan “luka dan misteri” bagi masyarakat desa kafelulang kecamatan Alor Barat daya (ABAD)karena tidak ada kejelasan sampai saat ini . Pasalnya, bantuan perumahan stimulan yang harusnya dikerjakan oleh kelompok masyarakat yang di bentuk masyarakat lokal sendiri ,tapi faktanya , pihak fasilitator saat turun kelokasi tersebut langsung memboyong pihak ketiga untuk negosiasi dengan masyarakat untuk melakukan pekerjaan .
Demikian disampaikan salah satu warga desa kafelulang kepada media ini melalui pesan Whatapps pada Sabtu, 08/02/2025. Menurut sumber yang minta identitas di rahasiakan. mengatakan , waktu bantuan tahap pertama dengan jumlah rumah 15 unit warga sudah bentuk kelompok untuk pengadaan bahan-bahan lokal dan non lokal , namun faktanya ketika itu fasilitator turun ke desa langsung bawa pihak ketiga untuk pengadaan material .

Ironisnya, pengadaan material non lokal oleh pihak ketiga diantara , semen, masyarakat terima didesa kafelulang dengan harga yang sangat mencekik , dengan kisaran harga sekitar 75 ribu/ sak, padahal waktu itu harga semen di Kalabahi per sak, sekitar 50 ribu . Dampaknya ada rumah yang tidak selesai karena semen yang di butuhkan sangat kurang , karena selain semen , ada juga besi, paku dan material lainya.
Bahkan, mama mertuanya belum terima paku sampai dengan hari ini .
Sementara soal upah tukang tahap pertama 15 unit rumah , upah tukang per rumah 2, 5 juta telah dilunasi , namun tahap kedua 25 unit dan 64 unit , upah tukang baru sebahagian dibayar oleh pihak fasilitator dan pihak ketiga.
Menurutnya, warga desa kafelulang mendapat jatah rumah sebanyak 104 unit rumah dari program BSPS yang didanai dari anggaran pendapatan belanja nasional dengan total anggaran 18 Milyar lebih . Dan masih sekitar empat unit rumah belum selesai dikerjakan karena tidak ada pendropingan material oleh pihak ketiga seperti , semen, paku seng dan material lainnya.
Nama-nama penerima untuk Empat unit rumah tersebut yakni, Metu Maupeti, Hawa Malaifani, Petrus Moilegi dan Yanson Maumani. Karena kehabisan material sehingga item yang belum dikerjakan seperti pasangan tembok, plesteran, acian, cat tembok, daun pintu jendela, rangka kap kuda-kuda hingga atap belum ada yang terpasang .
Oleh sebab itu Ia minta kepada media untuk mengawal, karena persoalan ini sudah di tangani aparat penegak hukum( APH). Agar jadi terang benderang kalau bisa hak-hak warga bisa terpenuhi lagi.
Untuk diketahui , koordinator Kabupaten (KorKab) Florentinus Paman Kia atau biasa di sapa Fance, yang telah dirilis media ini pada 18 mei 2023 mengatakan, Bantuan BSPS Kabupaten Alor paling banyak dari kabupaten lain di Propinsi NTT. Bantuan tersebut tersebar di delapan Kecamatan yaitu Kecamatan Alor Timur Laut, Kecamatan Pureman, Kecamatan ABAD, Kecamatan ABAD Selatan, Kecamatan Pantar Timur, Kecamatan Pantar Barat, Kecamatan Teluk Mutiara, dan Kecamatan ABAL. Dengan total Rp. 18.800.000.000, sumber dana dari APBN melalui dinas PUPR, untuk 940 unit rumah
Menurutnya Saat ini kabid perumahan kabupaten alor dan Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) resmikan 130 unit di Desa Kuifana, sementara yang belum di resmikan yaitu, Desa kafelulang, Desa Halerman dan Desa Margeta, dari tiga desa tersebut dalam waktu dekat akan di resmikan juga begitupun yang berada di Kecamatan lainnya.
“kami datang dengan segala keterbatasan, kami datang hanya mendorong semangat kerja bapak mama penerima bantuan, dan sekarang masyarakat bisa menikmati rumah layak huni dan terhuni”, ujarnya.
Dalam aturan BSPS, menurut Fance, pekerjaan di satu wilayah jika ada dukungan positif dari pemeritah desa dan masyarakat terhadap program BSPS ini maka kami akan kembali lagi.
Untuk itu bagi yang belum mendapat bantuan BSPS, mudah-mudahan tahun depan bisa mendapat bantuan tersebut, tandas Fance.***