KALABAHI, metroalor.com – Ketua Asosiasi Kabupaten (Askab) Alor, Mahdi Dejan Ibrahim, menyatakan mengundurkan diri ketua Asosiasi Kabupaten alor (Askab) Alor jabatan yang belum genap setahun ia embannya. Dalam pernyataannya, Dejan menegaskan keputusan ini murni didasari oleh kecintaan pada keluarga dan tekad menjaga dunia sepak bola dari intervensi yang tidak sehat.
“Saya sejak kecil mencintai sepak bola. Dari pemain, pelatih, sampai akhirnya dipercaya menjadi Ketua Askab. Tapi sekarang waktunya saya mundur, demi anak dan istri saya,” ujar Dejan dalam keterangan kepada media di kediaman pribadinya di Kalabahi, pada Senin, 12/05/2025.
Menurutnya, Pengundurannya ,tidak ada tekanan politik maupun konflik pribadi. Namun menurutnya, penggunaan dana olahraga yang kerap menjadi polemik di tubuh organisasi, termasuk Askab. Salah satunya dana sebesar Rp240 juta yang sempat disebut untuk sepak bola, namun Dia mengaku baru terima Rp100 juta saja.
“Saya khawatir kalau ke depan pertanggung-jawaban dana tersebut menjadi masalah hukum. Jangan sampai siapa pun yang menggantikan saya nanti harus menanggung risiko atas penggunaan dana yang tidak jelas peruntukannya,” tandasnya
Ia menyinggung pentingnya peran pembina olahraga seperti Ketua KONI yang saat ini dijabat oleh Bupati Alor. Tanggung jawab moral dan profesional dalam memajukan olahraga, khususnya sepak bola, harus dijalankan tanpa embel-embel politik.
“Sepak bola itu harus murni dari rasa cinta. Bukan tempat cari panggung politik. Saya tidak punya niat politik, bahkan ketika ada isu saya akan maju 2029. Saya hanya ingin melihat sepak bola Alor maju,” tegasnya.
Saat ini, kata Dejan , Askab Alor tengah mempersiapkan tim untuk mengikuti Piala Suratin U-15, dan U-17 serta turnamen lain diantaranya, El Tari Memorial Cup. Mantan Kasad Reskrim Alor ini berharap, meski ia mundur, persiapan dan keberangkatan tim tetap bisa berjalan lancar dengan dukungan semua pihak.
“Anak-anak sudah siap. Tinggal kita yang dewasa ini yang harus serius mendukung. Pemerintah harus hadir dan aktif membantu,” pungkasnya.
Ia berharap sosok penggantinya kelak orang yang memiliki jiwa olahragawan sejati, bukan sekadar pejabat publik atau pencari popularitas namun sebagai orang tua atau bapak bola Alor.
“Saya ingin pemimpin Askab ke depan adalah orang yang tulus mencintai bola, bukan yang membawa agenda pribadi. Sepak bola harus bersih,” pungkasnya . Dejan. (Wanka)













