Kalabahi, metroalor.com– Ada sejumlah pembangunan sarana pendidikan yang dibiayai dari pos anggaran dana Alokasi khusus(DAK) dan dana Bencana dari pemerintah pusat yang dikerjakan oleh beberapa kontraktor yang tersebar di kabupaten Alor dengan nilai sekitar 30 Milyar diduga jalan di tempat.
Dari berbagai sumber yang di himpun metroalor.com pembangunan ruang kelas mulai dari sekolah Dasar(SD) sekolah menengah pertama(SMP) yang dilelang di propinsi NTT belum terlihat secara signifikan progres fisiknya, bahkan nampak tidak ada aktifitas dilapangan untuk proses pekerjaan . Celakanya lagi, sejumlah fasilitas bangunan lama sudah dirobohkan namun belum dibangun baru kembali. Padahal , masa kontrak pekerjaan sejumlah fasilitas pendidikan tersebut akan berakhir pada bulan Oktober dan Desember 2022.
Dari informasi yang dihimpun metroalor.com pembangunan sejumlah sekolah ditahun anggaran 2022 tersebut masih berjalan ditempat. Antara lain, bangun baru ruang kelas SD Jirtak dan Padangsul di desa kaera, kecamatan pantar timur diduga mandek dan tidak jalan. Selain itu , pembangunan SD di wakapsir timur, SD Laton desa manatang kecamatan abad selatan diduga belum terlihat ada aktifitas .
Sementara pembangunan ruang kelas SD Inpres Ampera, desa ampera kecamatan Alor barat laut, seperti yang dipantau metroalor.com bahwa,pasangan batu sudah penuh tapi belum cor diatasnya, sementara bangunan lain ada yang baru ditanam besi beton saja.
Menurut informasi metroalor, diduga kurangnya pengawasan yang melekat sehingga pekerjaan pembangun fasilitas pendidikan tidak serius dikerjakan oleh pihak ketiga.
Ironisnya lagi, proyek yang dilelang di propinsi tersebut dimenangkan oleh kontraktor – kontraktor Kupang kemudian di subkonkan kepada pengusaha lokal di Alor. Dan lebih aneh lagi, salah satu kontraktor yakni, Direktur PT Araya Flobamora Perkasa, Albertus Damiano Senda, ST yang mendapat pekerjaan pada SDN Kafakbeka dari sumber Proyek peningkatan dan renovasi prasarana sekolah pasca bencana propinsi Nusa tenggara timur II, memberikan surat perjanjian pelaksanaan pekerjaan pemborongan( Subkon) kepada dua kontraktor ,sehingga terjadi ribut di lokasi ,karena penerima pertama yang telah terima subkonnya belum dihentikan kontrak kerja, tapi pihak pemenang proyek dari Kupang tersebut telah berikan lagi pada subkon kedua.
” Mungkin manejemen keuangan dari pihak pertama kepada para subkon yang tidak berjalan sehingga berdampak pada pembangunan macet”, ujar sumber metroalor.com.
Oleh karena itu, pihak sekolah dan masyarakat minta agar gubernur NTT segerah menindaklanjuti persoalan ini agar bangunan-bangunan sekolah yang dikerjakan dengan uang rakyat tersebut segerah dipacu progresnya hingga sampai tuntas, karena tinggal beberapa bulan lagi sudah masuk musim hujan .
Sementara itu, salah satu kontraktor pemenang tender yang mengerjakan bangunan SD dipadangsul yang dikonformasi melalui whatsappnya tentang progres pekerjaannya di SD padangsul, desa kaera kecamatan pantar timur ,belum menanggapinya hingga berita ini tulis.***