Kalabahi,mteroalor.com. 12 unit Proyek sarana prasarana pendidikan dengan nama kegiatan rehabilitasi dan renovasi sarana prasarana sekolah untuk tahun anggaran 2022 yang dikerjakan oleh PT Tri karya Maradda hingga kini progres fisiknya belum ada yang mencapai 90 persen. Padahal Proyek yang mulai dikerjakan sekitar bulan April dan Mei 2022 dengan waktu pelaksanaan 210 hari kelender ,tinggal dua bulan lagi masa kontraknya berakhir.
Kuasa direktur PT Tri karya Marada yang enggan sebut namanya yang dihubungi via hendponnya pada 22/9/22 mengakui dari 12 paket pekerjaan yang dikerjakan dengan nilai kontrak Rp,21. 970.668 000 belum ada yang selesai atau progresnya capai 90 persen.
Namun menurutnya, untuk SD Inpres Hopter progres lebih maju karena sementara pasang keramik. Sementara beberapa unit sekolah lain yang tersebar di kabupaten Alor masih dalam proses pekerjaan.
” Kalau pengadaan material dilokasi semunnya onsaid dan bisa dikatakan sudah mencapai 90 persen. Tapi kalau progres pekerjaan belum mencapai angka tersebut. Namun saya omptimis akan selesai sesuai waktu dalam kontrak pada akir desember 2022″, tandasnya.
Soal dugaan PHK atau tanda tangan SCM tiga untuk PT Tri Karya Maradda tidak benar . Karena pekerjaan dilapangan sementara jalan.Karena kondisi medan di Alor yang dibilang cukup berat maka dari 12 unit paket tersebut, ada pekerjaan dilapangan yang prosesnya melejit cepat, ada yang prosesnya sedkit dan ada juga yang lambat. Namun kami optimis bisa kelar semuanya pada 31 Desember 2022.
“Soal PHK dan tandatangan SCM tiga cuma isu saja Pak. Itu cerita- cerita diluar yang begitu. Tidak ada PHK atau tanda tangan SCM tiga.Karena proses pekerjaan sementara ada jalan. Saya berniat untuk menambah tukang untuk genjot pekerjaan dilapangan”, kata kuasa direktur tersebut.
Sementara untuk pemakaian material besi yang pernah di utarakan kepala tukang untuk pekerjaan di dulolong, itu tidak benar. Karena untuk ukuran besi paling kecil untuk pekerjaan SD N Dulolong besi delapan Mili. Sedangkan upah tukang ada pekerjaan yang volume besar dibayar lebih kemudian pekerjaan volume kecil diupah dengan nilai yang lebih rendah.
“Upah tukang dibayar sesuai volume pekerjaan jadi misalnya, aitem beton kami kasi lebih kalau pasangan kami kasih lebih kecil .artinya, upah pekerjaan beton menutupi pekerjaan pasangan. Jadi saling menutupi”, terangnya .
Sekali lagi tidak ada PHK atau tandatangan SCM tiga. Dan kami pastikan seluruh pekerjaan akan selesai sesuai dengan jangka waktu kontrak, walaupun ada beberapa sekolah yang baru fondasi antara lain, SD Inpres Laton, SD Negeri Bur’Al di kecamatan Abad selatan dan SD Jirtak , desa Lekom,kecamatan pantar timur, tandasnya. ****