Kalabahi,salah satu program dari Presiden RI, Bapak Joko Widodo yakni Program Indonesia Pintar(PIP). Tujuannya adalah mensejahterakan dan meningkatkan kualitas pendidikan siswa/siswi sebagai kader- kader pemimpin bangsa di Indonesia. Namun faktanya dana tersebut diduga di selewengkan oleh oknum-oknum tertentu untuk kepentingan pribadinya.
Hal tersebut dialami 72 orang anak penerima program PIP di SMP Negri kebun kopi, desa kopidil, kecamatan kabola, kabupaten Alor, NTT. Pasalnya, dana transveran dari kementerian pendidikan RI melalui bank BRI Kalabahi, telah ditarik tanpa ada yang mengaku bertanggung jawab.
Menurut salah satu orang tua siswi SMP Negri kebun kopi yang menemui metroalor.com pada 4/12/21 menuturkan, pada tanggal 30 Oktober 2021, siswa/siswi di kumpulkan sekolah dengan membawa buku tabungannya. Karena sebelumnya ada pemberitahuan atau rekomendasi nama- nama penerima PIP serta jumlah nominalnya dari pihak BRI kepada sekolah.
Sehingga kata orang tua siswi yang tidak mau dimediakan namanya bahwa,pihak sekolah minta siswa/siswi untuk tandatangan slip penarikan uang dan surat kuasa atas nama orang tua murid.
Kemudian, pada tanggal 30 November sekolah mengumpulkan murid lagi dan mengembalikan buku.
Ironisnya, ketika buku tabungan yang dikembalikan itu sudah tercetak ada dana yang masuk pada tanggal 30 oktober 2021 namun di tanggal yang sama juga ada penarikan. ” Kami heran karena ada penarikan tapi uangnya tidak dikasih sama anak, tapi dalam buku tabungan sudah dicetak penarikan” sebut Dia.
Ketika orang tua murid mengkonfirmasi pada kepala sekolah, mereka diminta langsung ke bank saja. Sehingga lanjut orang tua murid yang tinggal di desa kopidil itu bahwa, pada tanggal 1 Desember 2021 mereka ke Bank ketika mau melakukan transaksi atau penarikan sesuai dengan nominal yang tercantum dalam SK, kasir mengatakan saldo tidak cukup untuk dilakukan penarikan. Karena sudah ada penarikan pada tanggal 30 Oktober dan saldo tinggal 50 ribu saja.
Menurut orang tua murid,ketiak anaknya dengar uang sudah di tarik, anaknya sempat drop dan stres karena, dana PIP tersebut sudah direncanakan untuk belanja kebutuhan sekolah namun raib entah kemana, dan siapa yang sudah ambil ?
Hampir semua murid yang namanya tercantum dalam surat keputusan(SK) Menteri pendidikan sebagai penerima program tersebut mengalami hal yang sama. Misalnya lagi, ada murid yang jatahnya cuma terima 375 ribu sesuai SK, tapi ketika cek saldo ada dana masuk 1 juta. Lalu ada yang jatahnya 750 ribu, saldonya naik menjadi 1,5 juta.
” Yang jadi pertanyaan ,siapa yang telah mencairkan dana itu. Kalau andaikata dari kementerian yang tarik kembali uang itu, kenapa buku tabungan anak ada tercetak dana masuk dan keluar,harusnya tidak tercetak ditabungan itukan”?,ujarnya.
Karena itu Dia minta agar pihak sekolah harus bertanggung jawab dengan persoalan dana PIP ini karena ini hak murid yang harus diterimanya.
Ditambahkannya, ini kasus yang kedua kalinya . Sebelumnya, pernah terjadi hal yang sama, sehingga orang tua murid protes akirnya pihak sekolah bayar. Selain itu ,sebelumnya juga anak murid yang sendiri melakukan penarikan dengan anjungan tunai mandiri (ATM)
Kepala sekola SMP negeri kebun kopi, Yakob Laathere yang di konfirmasi metroalor.com pada 6/12/21 minta agar bersama- sama ke dinas pendidikan Alor untuk mendapat informasi . Hingga berita ini tayang, kepsek dan metroalor berada dinas pendidikan untuk mencari informasi ***