Pasien Cuci Dara Keluhkan Minimnya Alat di unit HD pada RSUD Kalabahi

Direktur Rumah sakit umum daerah (RSUD) dr Anjas Alopada

KALABAHI, metroalor.com- Pasien cuci darah (Haemodialisa) keluhkan pelayanan di di rumah sakit umum daerah(RSUD) khususnya di unit Haemodialisa .Pasalnya, sekitar tiga Minggu belakangan ini pasien yang harusnya mendapat pelayanan secara rutin seminggu dua kali ,menjadi satu Minggu sekali gara-gara fasilitas atau alat diunit tersebut minim .

Menurut salah satu pasien yang tinggal di jembatan hitam,kelurahan Kalabahi timur yang ditemui media ini pada 24/1/25 mengatakan , akibat kekurangan fasilitas diantaranya selang ,maka kami pasien yang seharus melakukan cuci darah dalam satu Minggu dua kali hari Selasa dan Kamis, hanya bisa dilayani satu kali saja pada hari kamis kemarin .

Konyol lagi ,kata Dia, pelayanan pasien cuci darah tidak didampingi oleh dokter spesialis., hanya dokter umum saja . Padahal lanjutnya, Dokter Hubang Blegur spesialis di haemodialisa sebelum berangkat lanjutkan pendidikan keluar alor , telah berpesan pada direktur RSUD agar segerah mencari dokter spesialis menggantikan dirinya. Namun hal tersebut diabaikan oleh direktur RSUD .

Sehingga saat ini kami dilayani oleh dokter umum .namun tidak rutin karena mungkin bukan spesialisnya. Fatalnya lagi, soal peralatan di unit tersebut sangat minim, sehingga pelayanan tidak normal seperti biasa. Mesin cuci darah ada tujuh unit, secara normal dilayani secara bertahap tiga kali yakni , pagi, siang dan sore masing-masing lima pasien dalam satu Minggu , namun ada kala cuma di layani satu kali saja dalamsatu Minggu. Pertanyaannya anggaran yang ditetapkan dalam APBD untuk RSUD itu , untuk pembelian alat-alat tersebut dikemanakan , kesal pasien tersebut

Oplus_131074

Menurutnya, pasien yang rutin cuci darah di RSUD saat ini kurang lebih 150 orang dengan target pelayanan satu pasien dua kali dalam seminggu ,namun fasilitas di unit tersebut sangat terbatas maka ada pasien yang bisa di layani sekali dalam satu Minggu, seperti saya .Akibatnya , kami yang mau masih hidup lama, tapi diperpendek umur kami oleh RSUD,gara- gara alat saja

” Ini soal nyawa manusia , kalau biasanya dilayani dalam seminggu dua kali terus turun menjadi satu kali maka sangat menyusahkan kami. Kalau ke Kupang tentu butuh biaya lagi,” ujarnya .

Kepala unit Haemodialisa, ibu Winda Yang ditemui di depan unit HD pada 25/1/25
mengatakan, tidak bisa memberikan informasi ,karena tidak punya kewenangan . Jadi sebaiknya langsung dengan pak direktur ,ujarnya .

Sementara, salah satu keluarga pasien cuci darah yang di temui media ini di kelurahan wetabuah pada 25/1/25 mengatakan, karena fasilitas di Unit HD, RSUD tidak ada dan dokter spesialis juga tidak ada, maka ,adik kami kemarin berangkat ke Kupang untuk lakukan cuci darah.
Sebenarnya direktur RSUD dr Anjas belum bisa memimpin rumah sakit tersebut. Pasalnya belum bisa jadi pemimpin di RSUD tersebut.

” Kalau dulu RSUD di pimpin oleh dr Ketut , masih ada perkembangan dan bisa datangkan dokter spesialis . Karena itu pemerintah daerah harus berpikir lebih bijak untuk mengangkat seorang direktur rumah sakit yang bisa mengakomodir kepentingan masyarakat . Karena RSUD adalah satu-satunya rumah sakit dari kalangan bawah hingga keatas. karena di Alor belum ada rumah sakit swasta yang bisa bersaing,” ujar salah satu pejabat di Alor tersebut .***

Sementara Direktur RSUD Alor , dr Anjas Alopada, yang di hubungi via chat wa pada 26/1/25, menyampaikan , Sampai dengan hari ini pelayanan di unit HD RSUD kalabahi berjalan normal dan tidak ada pasien yang dialihkan kerumah sakit lain .
Sementara untuk dokter spesialis kata Anjas ,masih berkoordinasi dgn pernefri Korwil NTT NTB BALI untuk membantu memfasilitasi dokter yg bersertifikat HD agar bisa sebagai penanggung jawab HD Di RSUD kalabahi,tandasnya .

Untuk diketahui dokter umum yang punya klinik di kelurahan Mutiara tersebut belum menjawab soal anggaran untuk fasilitas dan alat di unit HD tersebut sampai berita di tayang . ***