KALABAHI,metroalor.com.- Sedkitnya empat lokasi proyek dari dinas pendidikan yang dilelang pada tahun anggaran(TA) 2023 hingga saat tahun anggaran 2024 belum tuntas . Proyek pembangunan sarana pendidikan dari pos anggaran dana alokasi khusus(DAK) dan anggaran pendapatan belanja negara(APBN) TA 2023 dengan total anggaran sekitar 20 milyar lebih tersebut terkendala karena lokasi yang sulit dijangkau oleh kendaraan.
Demikian disampaikan sekretaris dinas pendidikan, Anton Makoni kepada wartawan pada pekan lalu.
Menurut Anton ,proyek yang dilelang di bagian pengadaan barang dan jasa di Setda Alor nyaris belum tuntas semua. Seperti di kecamatan abad selatan, di pantar, Pembangunan SMP negeri pailawang , SMP di wolu , kecamatan pantar barat laut , pureman langkuru Utara, dan di lomataha.
Sementara proyek Penunjukan langsung dengan nilai dibawa dari 200 juta rata-rata sudah rampung.
Dikatakannya, untuk sementara pekerjaan masih berlanjut dan denda keterlambatan juga telah diberlakukan sejak akhir TA 2023. Sementara untuk anggarannya tahap ketiga sekitar 5 M, sudah masuk di kas pemerintah daerah , sehingga menunggu penyesuaian kemudian dibayar bagi pekerjaan yang sudah PHO, dengan fisiknya 100 persen .
Jadi untuk keuangannya dari semua proyek pada Diknas, diberlakukan pembayaran 95 persen,sedangkan 5 persennya dibayar setelah masa pemeliharaan selesai.
Alasan keterlambatan proyek-proyek tersebut karena jarak dan medan yang sulit di jangkau oleh kendaraan yang mengangkut material, sehingga mengalami kendala dalam pelaksanaan pekerjaannya. Untuk pembangunan SMP di wolu yang sempat viral karena pekerjaan yang mandek , akan dilanjutkan oleh kontraktor yang sementara bekerja di kecamatan abad selatan, ungkap Anton.
Sementara camat pantar tengah, Manoak Boling Sau yang di hubungi metroalor.com mengungkapkan, diduga ada proyek dinas pendidikan yang belum rampung 100 persen tapi sudah di PHO,misalnya aitem pekerjaan pasang daun pintu , lantai dan plafon belum selesai dikerjakan, tapi sudah serah terima kan tahap pertama (PHO)
Ironisnya lagi, setelah dikerjakan oleh pihak ketiga selalu meninggalkan persolan-persolan di desa karena , utang material lokal, upah tukang, seperti di desa kakamauta.
Oleh sebab itu ,kata Manoak, pihak ketiga yang mengerjakan proyek tersebut diminta niat yang baik untuk selesaikan semua hak-hak masyarakat setempat, agar jangan Sampai terjadi penyegelan sekolah seperti ditempat lain.
Menurut informasi media ini, diduga ada beberapa paket proyek PL dan Lelang dengan nilai miliyaran pada dinas tersebut belum rampung, antara lain, pembangunan SMP N di Beharuin desa Alila, di pantar barat laut, di pantar tengah, dan di Alor Timur. ***